Kamis, 07 Oktober 2010

Danang Priyadi

Bapak Danang Priyadi adalah sososk wirausahawan yang ulet dan pantang menyerah untuk memulai sebuah usaha baru. Walaupun dalam kegiatan kewirausahaannya mengalami pasang surut tetapi beliau tetap berusaha bertahan walaupun dengan keterbatasan yang ada.
Pada Awal mulanya, setelah tamat SMA, saya tidak bisa melanjutkan studi ke bangku kuliah karena keterbatasan biaya. Akhirnya karena bingung mencari kerja di mana-mana, saya kemudian memulai usaha berdagang ayam potong. Ide berdagang ayam potong muncul karena dulu orang tua saya juga berdagang daging ayam potong jadi saya mempunyai modal ilmu dari orang tua saya dan kemudian orang tua saya mengenalkan beberapa supplier ayam-ayam potong yang ada di daerah saya.
Pada awal usaha, modal yang saya peroleh didapatkan dari hutang di bank sebesar Rp 500.000,00. Modal ini saya manfaatkan untuk membeli ayam potong dan membuka stand kecil di Pasar Shopping (dulu, orang tua saya juga berdagang di pasar tersebut). Sistem berdagang yang dianut supplier ayam potong mitra kerja saya sangat memudahkan saya untuk berdagang karena kita bisa melakukan pembayarannya setelah daging-daging ayam potong itu terjual.
Kemudian karena semakin lama saya mempunyai banyak pelanggan, akhirnya saya bisa memperbesar stand di pasar dan menambah stok daging ayam potong yang saya jual dan hasil pendapatan yan gsaya peroleh dapat digunakan untuk melunasi hutang di bank dan turut membantu biaya pendidikan adik-adik karena saya adalah anak tertua dari 3 bersaudara.
Setiap pedagang pasti pernah mengalami pasang surut dalam usahanya. Pada awalnya saya memulai berdagang, saya bersepeda dengan membawa barang dagangan ke pasar shopping. Saya harus berangkat pagi-pagi setelah shubuh dengan bersepeda kurang lebih satu jam. Karena masih pedagang baru, pada awalnya hanya sedikit pembeli tetapi lama kelamaan pelanggan saya menajdi lebih banyak. Prinsip saya adalah berusaha beramah tamah dengan setiap pembeli dan selalu tersenyum.
Saya memulai usaha pada tahun 2001, setahun setelahnya saya bisa membeli sepeda motor bekas untuk saya berdagang dan sebagai pengganti sepeda. Hingga tahun 2005 saya berdagang di Pasar Shopping, kemudian diadakan relokasi pasar sehingga sekarang pindah di Pasar Induk Giwangan. Di pasar induk, kegiatan perdagangan sedikit lesu karena letaknya pasar yang kurang strategis sehingga beberapa pelanggan saya yang kebanyakan orang kota tidak lagi membeli di tempat saya dan lebih memilih pasar-pasar kecil yang dekat rumah. Oleh karenanya saya memikirkan usaha sampingan untuk menambah penghasilan yaitu dengan membuka tempat pemotongan ayam dan bersama istri, saya membuka cattering, menerima pesanan ayam, baik berupa daging mentah ataupun dalam bentuk olahan, seperti ayam goreng,ayam bakar, sate, dll.
Kalau dihitung secara rinci, saya tidak tahu persis penghasilan dari usaha ini, tetapi kalau dikira-kira saya bisa mendapat minimal 2 juta per bulan dan mungkin bisa lebih banyak lagi apabila ada pesanan-pesanan. Pengahsilan itu digunakan untuk modal berdagang kembali, mencukupi kebutuhan keluarga, dan melunasi cicilan hutang di bank.
Alhamdulillah dari penghasilan itu, saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan dapat digunakan untuk keperluan yang lain juga. Baru-baru saja, saya hutang 15 juta dari bank untuk memulai usaha pemotongan ayam, jadi saya bisa melayani pembeli yang membutuhkan ayam baik dalam partai kecil dan besar. Istri saya juga turut membuka usaha cattering dan menerima pesanan olahan daging ayam dalam berbagai macam masakan.


http://blog.math.uny.ac.id/nurulnovianikwu/2009/11/05/profil-seorang-wirausahawan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar